Sabtu, 30 Juli 2011

FRENCH HEART/PALMIER FRENCH


French heart atau palmier french adalah satu jenis cookies yg berasal dari perancis yang terbuat dari basic puff pastry...cookies ini sangat terkenal dan banyak orang yg menyukainya...dan kali ini saya mencoba tuk menjelaskan step by step pembuatannya melalui foto-foto di bawah ini....

bahan puff pastry, gula pasir

rolled puff pastry dengan di taburi gula pasir di atas dan di bawahnya dengan ketebalan 3 mm

lipat kedua sisi yang bersebarangan seperti tampak di bawah ini

lakukan lipatan lagi di antara kedua sisi tersebut seperti tadi

kemudian satukan kedua lipatan tadi seperti yang terlihat di bawah ini

kemudian slice puff tadi seperti di bawah ini dengan ketebalan kurang lebih satu cm

setelah itu simpan di loyang dan tekan dengan telapak tangan sampai tipis sebelum di oven

bake dengan suhu 180 C selama 10 menit kemudian balikan puff tersebut dan bake lagi kurang lebih 10 menit lagi atau sampai kedua sisinya berwarna kecoklatan

angkat segera dari oven dan pindahkan french heart tsb ke atas plate sebelum lengket dengan loyangnya
selesai....dan selamat mencoba...semoga berhasil..

Read More … FRENCH HEART/PALMIER FRENCH

Pentingnya Pendidikan Untuk Masa Depan


Berbicara tentang pendidikan kita semua pasti sudah tahu bahwa betapa pentingnya hal tersebut.Pendidikan,kemampuan,pengetahuan merupakan salah satu modal yang kita miliki untuk hidup di zaman yang serba sulit ini.Mengapa dikatakan demikian?Kita tentu sudah bisa menjawabnya,apa hal pertama yang dilihat bila kita ingin mengajukan surat lamaran perkerjaan?Apa yang kita butuhkan ketika ingin memulai suatu bisnis atau usaha?Tentu saja pendidikan,kemampuan,wawasan dan pengetahuanlah yang kita butuhkan.Di dalam bangku pendidikan banyak sekali hal yang kita dapatkan.Tetapi entah mengapa banyak sekali warga di Indonesia ini yang tidak mengenyam bangku pendidikan sebagaimana mestinya,khususnya di daerah-daerah terpencil di sekitar wilayah Indonesia ini.Mungkin karena memang mereka mempunyai jalan pikiran yang sempit atau mungkin juga karena otak mereka tidak mampu untuk mengikuti pelajaran di bangku pendidikan tersebut.Jadi factor ekonomi bukan penyebab utamanya. Saya tinggal di sebuah daerah yang,sebut saja daerah itu daerah A.Dan daerah A itu sebut saja terletak di Kota B.Mungkin bila kita bandingkan dengan wilayah lain di sekitar kota B tempat tinggal saya in termasuk daerah yang cukup terpencil dan masih dianggap terbelakang.Di daerah ini pula saya menemukan berbagai macam masalah mengenai pendidikan.Khususmya di lingkungan tempat saya tinggal tepatnya banyak sekali anak-anak yang tidak bersekolah.Rata-rata mereka mengakhiri pendidikannya di bangku sekolah dasar atau SLTP.Mungkin ada sekitar 23% dari mereka yang lulus dari sekolah lanjutan tingkat pertama,18% dari mereka yang sedang duduk di bangku SLTA atau yang lulus dari SLTA,9% yang duduk di bangku kuliah dan sisanya hanya lulus dari sekolah dasar saja.Ini semua merupakan masalah bagi dunia pendidikan di negeri kita tercinta ini mengingat pemerintah tekah mencanagkan program pendidikan 9tahun. Saya juga menemukan beberapa factor penyebab dari masalah-masalah tersebut yang terjadi di lingkungan tempay saya tinggal.Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Banyak sekali anak muda disini yang mempunyai jalan pikiran dan anggapan yang aneh.Salah satunya yaitu seorang teman saya disini pernah berkata kepada saya seperti ini,”Kamu buat apa Val sekolah tinggi-tinggi?aku mah males banget,liat aja tuh si C dia lulusan sma tapi sampai sekarang masih nganggur padahal umurnya udah 22”. JAlan pemikiran seperti ini sudah tentu sangat salah sekali,karena nasib manusia itu masing-masing sangat berbeda.Nasib manusia juga di tentukan oleh usaha dari manusia itu sendiri. 2. BAnyak sekali kepala rumah tangga disini yang mempunyai istri lebih dari satu.Tetapi ironisnya mata pencaharian kepala keluarga tersebut jauh dari layak.Bayangkan saja bila seorang tukang becak mempunyai istri lebih dari 1??Berapa sih penghasilan tukanh becak itu dalam sehari?Apa cukup untuk menghidupi 2 orang istri?Mungkin untuk memberi makan saja sudah sulit apalagi untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya?sangat mustahil. 3. Tidak mampunya otak mereka intuk mengikuti pelajaran yang di berikan di bangku pendidikan tersebut.Seorang teman saya pernah berkata kepada saya seperti ini”Aduh otak gue ga kuat deh kalo belajar kaya gini aja gue udah puyeng bbanget apalagi kuliah ya?? “.Dan akhirnya teman saya tersebut mengakhiri pendidikannya di kelas 1STM.Padahal keluarganya cukup mampu menyekolahkan anaknya bahkan hingga ke bangku kuliah mungkin. Beberapa factor di atas merupakan sedikit penyebab mengapa masyarakat di lingkungan saya tinggal tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Padahal bila kita lihat pemerintah kita sudah membuat program pendidikan gratis,tetapi masih banyak sekali masyarakat kita yang tidak duduk di bangku sekolah.Berbagai kendalapun kerap kali bermunculan seperti biaya untuk membeli buku,membeli seragam dan perlengkapan sekolah yang lainnya.Tidak sedikit pula para orang tua mereka yang lebih menginginkan anaknya itu berkerja mencari uang daripada bersekolah.Bayangkan saja kita pasti sering melihat anak-anak kecil usia 5-9th mengamen atau meminta-minta di sarana-sarana transportasi umum atau I tenpat-tempat umum.jadi apalagi yang seharusnya dilakukan pemerintah kita agar warga-warganya mendapatkan pendidikan yang layak?? Di bagian yang terakhir ini saya akan menceritakan sebuah kisah yang menunjukan bukti bahwa pendidikan itu memang penting sekali dan pendidikan itu terbukti dapat mengangkat harkat dan martabat bagi keluarga.Saya mempunyai seorang teman yang bernama Risma melati Lukman.Risma dulu pernah bercerita kepada saya bahwa keadaan keluarganya dulu itu tidak seperti ini.Dulu kehidupannya itu sangat tidak berkecukupan.Ibunya itu hanya berjualan sayur gabus pucung di daerah di sekitar GOR Kota B.Kalau tidak prcaya mungkin tempat berjualam itu masih ada tempatnya bernama WARUNG SAYUR GABUS PUCUNG BU LUKMAN,Begitu jelasnya.Risma itu mempunyai kakak,dia itu pintar dekali dan berhasil masuk ke salah satu sekolag tinggi kedinasan di Indonesisa ini.Lalu setelah kakaknya lulus lihat??dia berhasil mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang sangat enak dan sekarang kehidupan merekapun berubah.Hidup mereka sekarang sudah lebih Dari cukup materi DLL.Mereka mempunyai 2 buah mobil,rumah mewah,DLL.Risma sendiri sekarang berhasil masuk juga di salah satu sekolah tinggi kedinasan di Indonesia ini. Itu semua yang tadi di gambarkan di atas merupakan sedikit pandangan mengenai pentingnya pendidikan bagi kehidupan,pendidikan sebagai modal pegangan hidup kita.Karena pendidikan,pengetahuan.wawasan dan kemampuanlah yang akan membawa kita menuju kesuksesan.Tapi tidak kita pungkiri juga bahwa di Negara ini masih banyak sekali masalah-masalah yang menyangkut dunia pendidikan kita
Read More … Pentingnya Pendidikan Untuk Masa Depan

Kultum Ramadhan | Hikmah Puasa Ramadhan


Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka lebar-lebar. Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini kiat-kiat menghindari gagalnya Ramadhan :

1. Kurang melakukan persiapan di bulan Syaban.

Misalnya, tidak tumbuh keinginan melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa sunnah Syaban, sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata, “Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di bulan Syaban.”

2. Gampang mengulur shalat fardhu.

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan beramal shalih” (Maryam: 59).

Menurut Said bin Musayyab, yang dimaksud dengan tarkush-shalat (meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar, ashar menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu subuh serta tidak segera shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.

3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah.

Termasuk di dalamnya menjalankan ibadah shalatul-lail. Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih.

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami” (Al-Anbiya:90).

Dan hamba-Ku masih mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku mencintainya. (Hadits Qudsi)

4. Kikir dan rakus pada harta benda.

Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq dan shadaqah adalah tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam agar manusia mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda, karena ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia serta gelimang kemewahan hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup sesungguhnya.

Mendekat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, akan menguatkan sifat utama kemanusiaan (Insaniyah).

5. Malas membaca Al-Qur’an.

Ramadhan juga disebut Syahrul Qur’an, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Qur’an. Ibadah ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-Qur’an (HR Baihaqi).

Ramadhan adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin kemuliaan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak berlanjut setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.

6. Mudah mengumbar amarah.

Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda : “Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah.”

Dalam hadits lain beliau bersabda : “Puasa itu perisai diri, apabila salah seorang dari kamu berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya saya sedang berpuasa” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

7. Gemar bicara sia-sia dan dusta.

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta perbuatan Az-Zur, maka Allah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak bersopan santun, maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Kesempatan Ramadhan adalah peluang bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya senantiasa berkata yang baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata : Puasa ini bukanlah hanya menahan diri dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang salah dan tutur kata yang sia-sia (Al Muhalla VI: 178).

Ciri orang gagal memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat-kalimatnya tidak ditimbang secara masak : Bicara dulu baru berpikir, bukan sebaliknya, berpikir dulu, disaring, baru diucapkan.

8. Memutuskan tali silaturrahim.

Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya”. Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali cinta.

Pelaku shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, diganti dengan perangai yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak adanya Ramadhan tidak memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu tanda kegagalan.

9. Menyia-nyiakan waktu.

Al-Qur’an mendokumentasikan dialog Allah SWT dengan orang-orang yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main. Allah bertanya : “Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi ?.” Mereka menjawab : “Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman : “Kamu tidak tingal di bumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. “Maka apakah kamu mengira sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami ?. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenarnya; tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia” (Al-Mu’minun: 112-116).

Termasuk gagal dalam ber-Ramadhan orang yang lalai atas karunia waktu dengan melakukan perbuatan sia-sia, kemaksiatan, dan hura-hura. Disiplin waktu selama Ramadhan semestinya membekas kuat dalam bentuk cinta ketertiban dan keteraturan.

10. Labil dalam menjalani hidup.

Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, serta gelisah dalam menjalani hidup juga tanda gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah SAW : ‘Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua pintu surga, dikunci semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya’ (HR Ahmad, Nasa’i, Baihaqi dari Abu Hurairah)

Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.

11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam.

Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan yang berhasil ialah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap orang yang ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan Islam. Berbagai kegiatan amar ma’ruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin sebanyak mungkin orang merasakan kelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika semangat ini tak ada, gagal lah Ramadhan seseorang.

12. Khianat terhadap amanah.

Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara (dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggung-jawabkan di hadapan-Nya kelak. Shiyam itu ibarat utang yang harus ditunaikan secara rahasia kepada Allah.

Orang yang terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sir (rahasia) tentu akan lebih menepati amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata. Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah mengkhianati amanah, baik dari Allah maupun dari manusia.

13. Rendah motivasi hidup berjama’ah.

Frekuensi shalat berjama’ah di masjid meningkat tajam selama Ramadhan. Selain itu, lapar dan haus menajamkan jiwa sosial dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, khususnya sesama Muslim. Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjama’ah, yang saling menguatkan.

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh” (Ash-Shaf: 4). Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi untuk hidup berjama’ah.

14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk.

Hawa nafsu dan syahwat yang digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Allah lebih mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.

15. Malas membela dan menegakkan kebenaran.

Sejumlah peperangan dilakukan kaum Muslimin melawan tentara-tentara kafir berlangsung di bulan Ramadhan. Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah (Futuh Makkah) terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya semakin gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran. Jika bulan suci ini tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai spektakuler, maka kemungkinan besar ia telah meninggalkan kita sebagai pecundang.

16. Tidak mencintai kaum dhuafa.

Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama lain Ramadhan, karena di bulan ini Allah melimpahi hamba-hamba-Nya dengan kasih sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam benih kasih sayang terhadap orang-orang yang paling lemah di kalangan masyarakat. Faqir miskin, anak-anak yatim dan mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta kita terhadap mereka seharusnya bertambah.

Jika cinta jenis ini tidak bertambah sesudah bulan suci ini, berarti Anda perlu segera instrospeksi.

17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan.

Khalifah Umar ibn Abdul Aziz memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat menambal yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak hari-hari berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan muhasabah (introspeksi) diri.

“Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Hasyr: 18).

18. Sibuk mempersiapkan Lebaran.

Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh urusan lahir dan logistik menjelang Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 malam terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di mata Allah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati atau pecundang sejati.

Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada luapan kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.

19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan.

Secara harfiah makna Iedul Fitri berarti ‘hari kembali ke fitrah’. Namun kebanyakan orang memandang Iedul Fitri laksana hari dibebaskannya mereka dari penjara Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan tindakannya kembali cenderung tak terkendali, syahwat dan birahi diumbar sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa Iedul Fitri seharusnya menjadi hari di mana tekad baru dipancangkan untuk menjalankan peran khalifah dan abdi Allah secara lebih profesional.

Kesadaran penuh akan kehidupan dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya saat Iedul Fitri, dan bukan sebaliknya.***
Read More … Kultum Ramadhan | Hikmah Puasa Ramadhan

ShoutMix chat widget

Mau punya buku tamu seperti ini?
Klik di sini (Info Blog)
Powered by Blogger